romeo & juliet bird version

Al-kisah~


Seekor burung betina terkapar di pelataran dengan kondisi tubuh yang parah.


Pasangan jantannya membawakan makanan kepada sang betina dengan kasih sayang dan haru.



Ketika sang jantan sedang memberi makan kepadanya, tak lama kemudian sang betina mati terkulai. Sang jantan sangat terpukul dan berusaha mengangkatnya.



Sang burung jantan akhirnya menyadari bahwa pasangan yang dicintainya telah mati. Ia kemudian “menangis” di hadapan pujaannya yang telah mati.




Sambil berdiri di samping tubuh sang burung betina, sang jantan kemudian “berteriak” dengan suara yang sangat menyedihkan.



Akhirnya sang burung jantan menyadari bahwa pasangan yang dicintainya telah meninggalkannya dan tak akan bisa hidup kembali bersamanya. Ia berdiri disamping tubuh sang betina dengan sedih dan duka yang mendalam.
Rangkaian gambar diatas menunjukkan bukti bahwa burung tidak hanya memiliki organ hati, akan tetapi lebih dari itu rasa dan perasaan.

Bila Pasangan Enggan Solat



1. MengajaknyaMengajak pasangan untuk solat, dengan cara dan bahasa yang simpatik. Bila ajakan ditolak, tidak perlu marah atau sedih berlebihan, ingat hanya Tuhan yang bisa membolak-balik hati manusia. Manusia hanya boleh mengubah dirinya, tak boleh mengubah orang lain. Dengan menukar dirinya, manusia sudah mengubah dunia.

2. MengingatkannyaDi tengah suasana yang rileks, dengan sedikit humor, mengingatkan pasangan untuk solat, betapa indahnya solat itu. Mengatakan juga, betapa akan lebih mudah mendidik dan membiasakan anak-anak untuk solat sejak awal bila ayah-ibunya juga solat.Bila pasangan tidak memberikan respon positif, rata-rata saja, cuek, atau mengatakan itu urusan peribadi masing-masing dengan Tuhan, tidak usah tersinggung. Memang benar hubungan manusia dengan Tuhan adalah sesuatu yang bersifat sangat peribadi.Seseorang tidak boleh memaksakan "caranya ber-Tuhan" kepada orang lain, bahkan kepada orang terdekatnya sekalipun. Kalau memaksa, dan paksaannya tidak berjaya, biasanya hujungnya adalah sakit hati.

3. MendoakannyaBila ajakan dan usaha mengingatkan belum mendapat sambutan baik, atau bertepuk sebelah tangan, kembalikan semuanya kepada Tuhan. Seseorang beriman atau tidak beriman adalah kuasa Tuhan untuk menjadikan manusia demikian.Bisa jadi (misalnya) suami yang tidak beriman diadakan untuk menguji isterinya yang beriman. Kita tidak pernah tahu. Kalau beriman, tentunya orang tidak akan marah-marah ketika ajakan baiknya ditanggapi dingin-dingin saja.Tak ada orang yang menyatakan dirinya beriman yang tak diuji. Mengingat ini kembali, membuat seseorang akan ringan hati selalu dalam menghadapi masalah apapun dalam hidup ini.

Bersyukur Menjadi Pendidik (Guru)

Penulis buku ini Pak Furqon memaparkan perwujudan syukur, orientasi bersyukur, dan aktualisasi bersyukur.Kekuatan bersyukur harus dimiliki oleh guru. Karena kekuatan ini turut memberikan andil yang cukup besar untuk mencapai kesuksesan. Bentuk penyikapan yang paling tepat adalah kita harus mensyukuri profesi kita. Dengan kata lain agar profesi guru menjadi sesuatu yang membahagiakan maka kita harus bersyukur . Seperti yang tertulis dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi: ”Jika kamu bersyukur, maka saya (Allah) akan menambah (nikmat) itu kepadamu, dan jika kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih”

Sebenarnya Guru yang bersyukur selalu fokus pada apa yang dimilikinya. Menikmati apa yang ada bukan berarti menyesali dan meratapi apa yang tidak ada atau yang hilang dari genggaman kita. Kita tidak selalu dapat memperoleh apa yang diinginkan Yang terpenting kita dapat menikmati apa yang kita miliki, sehingga kita dapat membahagiakan diri kita sendiri.

Perwujudan bersyukur terhadap suatu kenikmatan yang telah diterima bukan sekedar suatu ucapan atau pernyataan tapi berkaitan dengan perbuatan atau tindakan.Maka perwujudan rasa nikmat profesi guru harus :

  1. Menerima secara positif profesi sebagai pendidik Jangan terlalu banyak ijin dan meninggalkan tugas mengajar.
  2. Tidak zhalim terhadap profesi yang diemban. Jangan terlalu sering terlambat masuk kelas. Jangan mengerjakan pekerjaan lain pada jam-jam mengajar. Itu perbuatan dhalim.
  3. Menjaga dan mengembangkan profesi pendidik dengan sungguh-sungguh. Tidak mau berusaha mengembangkan diri, merasa sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki.Ini namanya tidak bersungguh-sungguh dalam mengemban profesi.
Orientasi Bersyukur. Dalam hal ini kita harus bisa menerapkan bahwa jika kita mencari ilmu kita harus melihat yang di atas sedangkan dalam mencari harta kita melihat orang yang berada di bawah kita. Ilmu adalah sebagai penerang yang mampu mengubah jalan keburukan, kebodohan dan yang melahirkan kebijakan dalam berbagai masalah-masalah kehidupan.

Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Ilmu lebih utama daripada harta, karena 7 alasan, yaitu:
  1. Ilmu adalah warisan para nabi sedang harta warisan Fir’aun
  2. Ilmu tidak akan berkurang karena diberikan kepada orang lain, sedang harta akan berkurang bila diberikan pada orang lain.
  3. Harta perlu dijaga sedang ilmu dapat menjaga pemiliknya.
  4. Jika seseorang meninggal dunia, ia akan meninggalkan hartanya, sedang ilmu akan dibawa ke dalam kuburnya
  5. Harta dapat dicapai oleh orang mukmin dan kafir, sedang ilmu hanya dapat dicapai oleh orang mukmin
  6. Semua orang butuh orang yang memiliki ilmu, yang mengetahi urusan agama dan mereka tidak membutuhkan hartanya
  7. Ilmu akan menguatkan seseorang dalam menyebrangi shirath (jalan menuju surga) sedangkan harta akan menghalinginya.

Ibnu Qoyyim (1996:32) menggambarkan orientasi bersyukur dengan 5 tanda-tanda keberuntungan dan kebahagiaan seseorang, yaitu;
  1. Setiap ilmunya bertambah, maka bertambahlah tawadhu dan kasih sayangnya
  2. Setiap amalnya bertambah, maka bertambah rasa takut dan kehati-hatiannya
  3. Setiap kali umurnya bertambah, maka berkuranglah ketamakan dan kerakusannya
  4. Setiap hartanya bertambah, maka bertambahlah kedermawanan dan pengorbanannyaSetiap kedudukannya bert
  5. ambah, maka bertambahlah kedekatannya kepada sesama manusia, memenuhi kebutuhannya, dan rendah hati.

 Peranan pendidik bisa diklasifikasikan menjadi kelompok:
  1. Manusia Wajib. Manusia yang keberadaan, kebermaknaan, dan kemanfaatannya sangat menentukan. Dia menjadi kunci dan menentukan.
  2. Manusia Sunnah. Manusia yang kehadirannya dan keberadaannya memberi kebermaknaan dan kebermanfaatan , tetapi jika ia tidak ada tidak akan mengganggu atau menggoyahkan jalannya system penyelenggara kegiatan.
  3. Manusia Mubah. Manusia yang ada atau tidak ada, hadir atau tidak hadir, ia tidak memberikan pengaruh apa-apa, tidak memberi manfaat tetapi juga tidak memberikan mudharat.
  4. Manusia Makruh. Manusia yang kehadirannya dan keberadaannya tidak memberikan kebermaknaan dan kebermanfaatan, tetapi jika ia tidak ada akan memberi kenyamanan dan kebaikan jalannya system penyelenggaraan kegiatan.misalnya guru yang mengajar dengan konsep yang salah. Manusia ioni kebalikan dari manusia Sunnah.
  5.  Manusia Haram. Manusia yang keberadaan dan kebermaknaan, dan kebermanfaatannya sangat tidak diharapkan sama sekali. Ia sebagai “trouble maker” Kehadirannya berpengaruh negative. Manusia ini kebalikan dari Manusia Wajib.
Dari gambaran di atas diharapkan peranan guru dapat memposisikan diri sebagai manusia Wajib atau setidaknya menjadi manusia Sunnah.

Berapa Gaji Khalifah Islam?

Ketika diangkat sebagai khalifah, tepat sehari sesudahnya Abu Bakar r.a. terlihat berangkat ke pasar dengan barang dagangannya. Umar kebetulan bertemu dengannya di jalan dan mengingatkan bahwa di tangan Abu Bakar sekarang terpikul beban kenegaraan yang berat. “Mengapa kau masih saja pergi ke pasar untuk mengelola bisnis? Sedangkan negara mempunyai begitu banyak permasalahan yang harus dipecahkan…” sentil Umar.

Mendengar itu, Abu Bakar tersenyum. “Untuk mempertahankan hidup keluarga,” ujarnya singkat. “maka aku harus bekerja.”

Kejadian itu membuat Umar berpikir keras. Maka ia pun, bersama sahabat yang lain berkonsultasi dan menghitung pengeluaran rumah tangga khalifah sehari-hari. Tak lama, mereka menetapkan gaji tahunan 2,500 dirham untuk Abu Bakar, dan kemudian secara bertahap, belakangan ditingkatkan menjadi 500 dirham sebulan. Jika dikonversikan pada rupiah, maka gaji Khalifah Abu Bakar hanya sebebsar Rp. 72 juta dalam setahun, atau sekitar Rp 6 juta dalam sebulan. Sekadar informasi, nilai dirham tidak pernah berubah.

Meskipun gaji khalifah sebesar itu, Abu Bakar tidak pernah mengambil seluruhnya gajinya. Pada suatu hari istrinya berkata kepada Abu bakar, “Aku ingin membeli sedikit manisan.”

Abu Bakar menyahut, “Aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya.”

Istrinya berkata, “Jika engkau ijinkan, aku akan mencoba untuk menghemat uang belanja kita sehari-hari, sehingga aku dapat membeli manisan itu.”

Abu Bakar menyetujuinya.

Maka mulai saat itu istri Abu Bakar menabung sedikit demi sedikit, menyisihkan uang belanja mereka setiap hari. Beberapa hari kemudian uang itu pun terkumpul untuk membeli makanan yang diinginkan oleh istrinya. Setelah uang itu terkumpul, istrinya menyerahkan uang itu kepada suaminya untuk dibelikan bahan makanan tersebut.

Namun Abu Bakar berkata, “Nampaknya dari pengalaman ini, ternyata uang tunjangan yang kita peroleh dari Baitul Mal itu melebihi keperluan kita.” Lalu Abu bakar mengembalikan lagi uang yang sudah dikumpulkan oleh istrinya itu ke Baitul Mal. Dan sejak hari itu, uang tunjangan beliau telah dikurangi sejumlah uang yang dapat dihemat oleh istrinya.

Pada saat wafatnya, Abu Bakar hanya mempunyai sebuah sprei tua dan seekor unta, yang merupakan harta negara. Ini pun dikembalikannya kepada penggantinya, Umar bin Khattab. Umar pernah mengatakan, “Aku selalu saja tidak pernah bisa mengalahkan Abu Bakar dalam beramal shaleh.”